JawaPos.com–Kontestasi Pilwali Surabaya 2020 sudah berakhir dengan diumumkannya nama pasangan Eri Cahyadi dan Armuji yang memperoleh suara terbanyak. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya mengevaluasi tingkat partisipasi masyarakat yang cukup rendah hanya 52 persen.
Ketua KPU Nur Syamsi mengatakan, tingginya angka golput tahun ini dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Tahun ini, angka golput mencapai 48 persen.
”Pilkada 2020 di tengah pandemi tetap sama. Partisipasi masyarakat sekitar 52 persen,” ujar Nur Syamsi ketika dikonfirmasi.
Nur Syamsi memaparkan, berbagai upaya yang sudah dilakukan untuk menggaet partisipasi masyarakat. KPU bahkan sudah menggandeng berbagai pihak. Seperti TNI dan kepolisian untuk menerapkan protokol kesehatan.
”Tujuannya agar masyarakat merasa nyaman hadir di TPS. Namun faktanya partisipasi pada 2020 tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan dibanding 2015,” papar Nur Syamsi.
Nur Syamsi menyebut berbagai cara sudah dilakukan. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kreatif. Tidak hanya melakukan sosialisasi konvensional.
”Sosialisasi kreatif juga sudah kami lakukan. Namun faktanya harus kita terima bersama bahwa tingkat partisipasi 2020 tidak berubah secara signifikan dibandjng 2015,” tutur Nur Syamsi.
Dia juga tidak memahami alasan mengapa tingkat golput cukup tinggi. Sebab, pihaknya sudah mengantisipasi hal tersebut.
”Saya tidak paham persis karena itu harus dilakukan penelitian, tapi yang pasti semua pihak terutama teman-teman media sudah berpartisipasi mendorong masyarakat untuk menggunakan hak pilih di TPS,” ujar Nur Syamsi.
Meski menyayangkan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. ”Ya ini yang harus kita hadapi dan harus kita terima golput di angka 48 persen,” ucap Nur Syamsi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Posting Komentar