
JAKARTA - Dunia masih diselimuti oleh pandemi COVID-19 yang belum juga usai. Hal ini turut mendorong masyarakat mencari instrumen investasi untuk aset mereka agar tidak terpengaruh dan tidak tergerus oleh keadaan. Namun, jika tak memiliki cukup dana untuk memulai investasi, Anda bisa memilih reksa dana.
Reksa dana merupakan instrumen investasi yang terdiri dari berbagai aset di dalamnya, seperti saham, obligasi atau surat utang, dan deposito. Reksa dana juga bisa dibeli dengan dengan modal terjangkau mulai dari harga Rp100 ribu.
Dalam praktiknya, reksa dana mengumpulkan uang dari pemodal atau investor, dana yang dihimpun tersebut akan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI), supaya nilainya berkembang.
Sebagai contoh, Anda tak perlu modal puluhan juta untuk mulai berinvestasi di reksadana. Sistemnya sederhana, Anda hanya perlu menaruh sejumlah uang untuk membeli reksa dana, dan memilih jenis reksa dana yang diinginkan dan selanjutnya, manajer investasi lah yang akan mengelola investasi Anda.
Dikutip dari berbagai sumber, Selasa, 23 Maret, yang perlu dipahami jika Anda ingin memulai investasi reksa dana adalah return atau keuntungan yang dihasilkan tidak tergantung dari besar atau kecilnya nilai pembelian awal investor.
Artinya, dengan modal yang minim Anda bisa memiliki investasi reksa dana dan mendapatkan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk tabungan atau deposito bank.
Sebagai instrumen investasi, reksa dana juga mengandung risiko sehingga nilainya bisa naik atau turun dalam jangka pendek. Meski begitu, dibanding dengan instrumen investasi lainnya, risikonya tidak terlalu tinggi.
Namun, tak perlu khawatir karena produk ini resmi dan semua yang terkait seperti manajer investasi, bank kustodian dan agen penjualnya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jika Anda tertarik untuk memulai investasi reksadana, simak tips berikut ini:
Tentunya meskipun menghasilkan dalam jumlah sedikit atau banyak, anda sebagai pemula haruslah berhati-hati dalam mengambil keputusan dan melakukan reksa dana agar tidak merugi.
Terakhir, reksadana index. Di mana jenis ini mirip dengan saham karena instrumen ini bisa diperjual-belikan di bursa yang disebut ETF (Exchange Traded Fund) dan harganya bisa berfluktuatif seperti saham. Namun reksa dana ini biasanya berisi index tertentu yang dikelola secara pasif, artinya tidak melakukan jual beli di bursa kecuali ada yang berlangganan baru atau penebusan.
3. Lihat kinerja historisSetelah menentukan jenis reksa dana yang sesuai. Selanjutnya adalah melihat kinerja reksa dana yang dipilih. Kinerja dapat tercermin berdasarkan data historikal suatu reksadana seperti pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB), return dan risiko. Makin panjang data historis yang dipergunakan untuk mengevaluasi, maka akan menghasilkan pertimbangan yang makin baik sebelum membuat suatu keputusan investasi.
Penilaian kinerja reksa dana dengan data historikal yang baik adalah minimal lima tahun. Jika kinerja suatu reksa dana selama lima tahun terakhir bagus dan hanya mengalami kerugian kecil di saat krisis, berarti Manajer Investasi yang mengelola produk tersebut memang handal dan reksa dana dimaksud patut investor pertimbangkan.
Jika Anda memilih reksa dana pasar uang, untuk mengetahui kinerja bisa dibilang bagus adalah kenaikannya di atas persentase kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan reksa dana sejenis lainnya (benchmark indeks reksa dana sejenis).
Meski begitu, hal yang juga perlu diperhatikan adalah kinerja masa lalu suatu reksa dana bukan cerminan atau kepastian kinerja di masa datang, tetapi hanya menjadi salah satu alat untuk membuat pertimbangan sebelum Anda memutuskan berinvestasi di reksadana.
Anda juga bisa membandingkan kinerja historis berbagai reksa dana sejenis yang ada di Indonesia. Perbandingan ini bisa dilihat berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan kita
4. Seleksi produk dan manajer investasiSebelum memutuskan untuk membeli reksa dana, Anda harus mengetahui tidak hanya jenis reksa dana tetapi juga isi portofolio yang membentuk reksa dana tersebut. Selain itu, Anda juga perlu mengenal manajer investasi yang mengelola produk reksa dana itu.
Posting Komentar