
JAKARTA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuai perhatian karena menjadi terlapor dalam kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes). Dia dilaporkan buntut dari perayaan hari ulang tahunnya yang memicu kerumunan.Merujuk video yang diunggah akun Twitter @LaporCovid, Khofifah menggelar pesta ulang tahun di saat masa pandemi COVID-19. Puluhan orang hadir dalam acara yang berlangsung di Gedung Grahadi pada 19 Mei.Beberapa orang yang hadir dalam acara terlihat menggunakan masker. Tapi, ada juga yang tidak menggunakan. Mereka bekerumunr di lokasi acara tersebutAcara pesta ulang tahun itu cukup meriah. Sebab, menghadirkan artis ibu kota Katon Bagaskara beserta personel bandnya.Buntut dari acara itu, Arek Aktivis 98 Suroboyo Tangi melaporkan Kofifah ke Polda Jawa Timur. Bahkan, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dan Plh Sekdaprov Jawa Timur Heru Tjahjono juga dilaporkan atas dugaan pelanggaran prokes.Setidaknya ada dua laporan polisi buntut dari acara tersebut. Laporan pertama terkait Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 UU 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Pasal 93 UU 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Pasal 216 KUHP. Sedangkan untuk laporan kedua terkait dugaan gratifikasi. Diduga acara perayaan ulang tahun itu menggunakan APBD. Sehingga, dilaporkan dengan Pasal 5 dan Pasal 12 UU 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi.Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko membenarkan pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan tersebut. Pelaporan itupun sedang dipelajari oleh tim."Sudah kami terima laporan itu. Saat ini sedang kami dalami terkait laporan tentang pelanggaran protokol kesehatan," kata dia.Tak berapa lama, Polda Jawa Timur pun memulai proses penyelidikan. Tim penyelidik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi kasus kerumunan tersebut. "Polda Jatim telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi pelapor. Kemudian kegiatan olah TKP juga sudah kita lakukan, dan sekarang ini masih proses analisa," ungkap Gatot.Namun, Gatot tidak menjelaskan detail jumlah saksi dan kapan pemeriksaan dilakukan. Dia hanya menyebut polisi sudah melakukan olah TKP di gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Selasa, 25 Mei. Gatot berharap masyarakat bersabar, karena penyidik saat ini masih terus bekerja melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut. "Jadi berikan kesempatan pada kami, penyidik untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan secara profesional," ujarnya. Sementara, Khofifah melalui akun Instagram @jatimpemprov secara resmi menyampaikan pemohonan maaf. Dia juga menyebut acara perayaan ulang tahun itu tanpa sepengetahuannya."Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang telah membaca berita atau video viral dengan bunyi pesta ulang tahun Khofifah ada kerumunan atau serupa," tulisnya.Dalam unggahan itu, Khofifah juga menyebut acara itu tanpa izin darinya. Kemudian, tidak ada kegiatan yang bersentuhan secara langsung"Bahwa syukuran tanggal 19 Mei semua persiapan tanpa sepengetahuan apalagi persetujuan saya. Berita yang muncul cenderung tidak faktual dan tidak objektif," ungkap Khohifah."Tidak ada lagu ulang tahun, tidak ada ucapan ulang tahun, tidak ada bersalam atau berjejer, juga tidak ada potong kue tart ultah," sambung dia.Dalam acara itu, ada kegiatan santuan kepada anak yatim dan kegiatan keagaman lainnya. Selain itu juga ada penyerahan buku penanganan COVID-19 oleh salah satu dokter Universitas Airlangga.Dalam unggahan itupun, Khofifah menegaskan jumlah yang hadir dalam kegiatan itu hanya 31 orang. Mereka hadir tanpa pendaming."Yang hadir Wagub (tanpa istri), saya tanpa putera, sekda dan beberapa OPD semua tanpa pendamping sebanyak 31 orang," ungkap dia.
Sementara soal band dan kehadiran Katon Bagaskara, Khofifah menyebut jika sehari sebelumnya aritis ibu kota itu kebetulan berkegiatan di Surabaya. Bahkan, Katon disebut sebagai rekan dari Sekda.Kemudian, Khofifah juga menyebut kapasitas lokasi dengan jumlah orang yang hadir sangat jauh berbeda. Sehingga, mereka tidak berdesak-desakan."Tempat di halaman luar rumdin kapasitas normal bisa 1.000 orang, jika ditambah samping bisa sampai 1.500 orang. Tetapi yang hadir 31 orang plus 10 anak yatim dan 8 tim salawat dan rebana," tulisnya.Di akhir pernyataanya, Khofifah juga menyebut tidak pernah terpikir untuk mengadakan perayaan ulang tahun. Alasannya, hal itu bukanlah budaya atau kebiasaannya."Angle yang diambil terkesan berkerumun saya mohon maaf, tidak ada terbersit rencana syukuran bersama OPD apalagi pesta ultah, jauh dari tradisi saya. Posisi berdiri adalah posisi jelang bubaran karena pada dasarnya undangan duduk. Kecuali tim catering dan bagian umum." tandas dia
Posting Komentar