Makna Paraumu
untuk SCB
Kau sebut rumpun bambu
Di tepi seutas jalan berliku
Ada sungai yang selalu setia mendampinginya
Dalam lagu yang tiba-tiba lenyap mengejar suaramu
Suaramu yang parau adalah
Lenyap yang memaknai senyap
Tapi lenyapmu adalah derap
Meskipun kau sedang tiarap
Kata-kata boleh bebas dari makna
Tapi makna tak bisa dibendung
Mengharumkan puisi
—
Bulan
Bulan,
siapa tak suka padamu kecuali orang buta?
Sempurnakan sujudmu
saat purnama
Agar orang-orang berteladan padamu
Sekadar aku bertanya
Bisakah kau tersenyum pada saat kau gerhana?
—
Hari Puisi untuk Ardi
Pada sungai yang mengalir
Ada desir yang mengejar takdir
Tapi burung-burung berkelepak
Menyapa senyummu yang tak tampak
Angin dan padi berayun serempak
Kau sebut tanah air
Pusaka nenek tak bisa diusir
Karena itu kau harus berdiri
Merebut embun sebelum disadap matahari
Agar senyummu menjelma puisi
—
Lontar untuk Mezra
Melihat wajahmu
Aku menemukan proses
perjalanan menuju tua
Seperti pohon lontar
yang paham bahasa musim
dan bijak memaknai kemarau
Semakin kering resapan hujan semakin manis nira diteguk
Itulah isyarat dari senyummu yang tulus
Meskipun jalan hidup belum tentu lurus
Yang penting jejak matahari
masih sempat kau urus
—
D. ZAWAWI IMRON
Penyair sekaligus budayawan Madura, lahir di Batang-Batang, Sumenep, pada 1 Januari 1945. Dia meraih SEA Write Award di Bangkok pada 2012. Kumpulan sajaknya Bulan Tertusuk Ilalang (1982) mengilhami sineas Garin Nugroho untuk membuat film dengan judul yang sama.
Posting Komentar