Ini Bukan Kekalahan
Ini bukan kekalahan
yang memecah kepala kita. Mundur
–empat langkah tak menyakitkan,
kecuali obrolan dan kekeluargaan
tak lagi ada di meja makan.
Penyesalan bukan untuk dibuang.
Disimpan. Sebab nanti jika masa itu sampai
kan jadi bintang di mata.
Dendam tak baring dalam tanah, tapi ia
bisa dikalahkan. Bukankah kita tak suka
hewan buas tercipta dalam diri?
Tahu apa mereka tentang
tubuh dan larangan,
terluka dan terbuka?
Kesabaran kan berlayar sampai selamat.
Kemarahan kan terbuka mendata bahaya.
Bulukumba, 2021
—
Di Balik Masker
Di suatu ruang tunggu,
dengan memakai masker,
kita pura-pura tak saling kenal.
Kau tak bisa melihat codet
di atas bibirku dan bibir tipismu
tak bisa kupandang
sedang memakai gincu.
Sungguh sial situasi terkini.
Kegelisahan tak reda,
masuk antrean jadi misteri.
Tak ada yang wajar kau kenang
dari wajahku selain pengorbanan.
Sia-sia saja kupertahankan,
itu caraku melindungimu dulu.
Kau telah menganggapku
sebatang bambu yang patah.
Ucapan rindu
di balik masker ini
ingin mengudara.
Bulukumba, 2021
—
Memaknai Perdebatan
Perdebatan bukan embikan kambing.
Sampai menanti kedatangan anak cucu,
berbeda dan selisih pandang
akan jadi tali pegangan
untuk bertahan dan menyerang.
Hidup damai harus dari timbangan tepat.
Kalau tidak, kenikmatan hanya singgah
dan meluruh.
Tak usah kita mengadili.
Tak usah kita susahkan hati.
Tak usah kita perdebatkan lagi.
Pada waktunya kepikunan
akan menyambangi di mana pun
diri berlindung dan cacing tanah
tak sabar menanti kedatangan.
Bulukumba, 2021
—
ALFIAN DIPPAHATANG
Lahir di Bulukumba, 3 Desember 1994. Buku-bukunya Bertarung dalam Sarung (KPG, 2019), Jari Tengah (Basabasi, 2020), Manusia Belang (Basabasi, 2020), dan terbaru, Pundak Kanan (Indonesia Tera, 2021).
Posting Komentar