JawaPos.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengusulkan tarif integrasi angkutan umum seperti MRT, LRT dan TransJakarta maksimal Rp 10 ribu. Mengomentari itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak khawatir subsidi biaya transportasi tersebut akan lebih banyak dinikmati oleh warga luar Jakarta.
“Berapa penumpang yang diperkirakan akan berasal dari luar DKI yang akan kita subsidi?” ujarnya di Jakarta, Rabu (16/3).
Gilbert mengungkapkan, pada tahun 2021, subsidi tiket yang dialokasikan oleh Pemprov DKI Jakarta terhadap ketiga mode transportasi itu senilai Rp 3,8 triliun. Karenanya, ia meminta agar Pemprov DKI mempertimbangkan kembali tarif transportasi integerasi terlebih dahulu.
Menurutnya, anggaran sebesar Rp 3 triliun merupakan dana yang sangat besar. Sehingga, dana tersebut harus digunakan pada hal yang jelas dirasakan langsung oleh warga Jakarta. “Daripada tiap tahun saya keluar Rp 3 triliun, sekali bangun ini ribuan orang terselamatkan,” ucapnya.
Sebelumnya, Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengusulkan tarif integrasi transportasi atau JakLingko maksimum sebesar Rp 10 ribu. Tarif tersebut akan diberlakukan untuk tiga moda transportasi umum, yaitu MRT, LRT, dan TransJakarta.
Syafrin menjelaskan, ketika penumpang melakukan tap in pertama di salah satu dari tiga mode transportasi itu, akan dikenai tarif sebesar Rp 2.500. Biaya ini disebut sebagai boarding charge. Selanjutnya, tarif akan disesuaikan sesuai dengan jarak yang ditempuh penumpang. Adapun tarif yang diusulkan sebesar Rp 250 per kilometer (km) dengan batas maksimum Rp 10 ribu serta maksimum penggunaan selama 3 jam.
Posting Komentar