JawaPos.com–Sejumlah hewan ternak di empat kabupaten di Jawa Timur terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Yakni Kabupaten Gresik, Lamongan, Mojokerto, hingga Sidoarjo.
Untuk mengantisipasi hal itu, peternak bisa mulai melakukan disinfeksi mandiri. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Fedik Abdul Rantam menyebut, penting segera melakukan disinfeksi di kawasan lingkungan peternakan.
Dia menjelaskan, peternak dapat memilih beragam jenis disinfektan. Misalnya, Kalsium Karbonat 3 persen, KMNO4 3 persen, Formaldehyde 1 persen, Sodium hypochlorite 3 persen, Sodium hydroxid 2 persen, Sodium Karbonat 4 persen, Citric Acid 0,2 persen, atau Sodium Chlorite 1 persen.
”Tidak perlu menggunakan semua jenis disinfektan, salah satu saja,” ujar Fedik Abdul Rantam pada Kamis (12/5).
Fedik menjelaskan, dari berbagai disinfektan yang ada, terdapat beberapa jenis bahan yang kemungkinan mengalami resistensi terhadap virus tersebut. Misalnya, Chlorine Dioxide dan Iodophores.
”Untuk disinfektan berbahan Chlorine Dioxide dan Iodophores masih memiliki kemungkinan untuk virus mengalami resistensi (kurang efektif),” ungkap Fedik Abdul Rantam.
Disinfeksi dapat dilakukan secara efektif pada pagi dan sore. Dengan ketentuan bahan yang dapat dipertimbangkan. Selain itu, ada beberapa bagian tubuh sapi yang harus dibersihkan.
”Untuk alas dapat menggunakan kaporit, namun karena efeknya oksidator biasanya untuk alas. Bagian dinding bisa menggunakan formaldehaide 1 persen dengan volume rendah. Sedangkan pada aliran air dapat menggunakan Chloride,” terang Fedik Abdul Rantam.
Penyemprotan dengan KMNO4 dapat dilakukan pada kaki sapi. Sedangkan mulut sapi yang mengalami luka dapat dicuci menggunakan NaCl 1–2 persen.
Desinfektan bisa dibuat secara mandiri. Langkah itu dinilai memudahkan bagi peternak di daerah yang tidak mendapat disinfektan komersial.
”Peternak bisa membuat sendiri dengan cukup efektif. Dengan pendekatan virologi, salah satunya menggunakan kaporit dengan suspensi 10 persen, lalu diencerkan menjadi 2 persen supaya lebih mild (ringan),” terang Fedik Abdul Rantam.
Selain itu, dia menambahkan, penggunaan disinfeksi dosis rendah akan menarget virus secara langsung. ”Kaporit tidak berefek buruk bagi hewan, namun kalau terlalu tinggi kadarnya menjadi oksidator sehingga alat (berbahan besi) menjadi berkarat,” ucap Fedik Abdul Rantam.
Dia meminta peternak dan masyarakat untuk tidak panik. Sapi bisa sembuh dengan perawatan dan disinfeksi kandang. Pemberian vitamin juga perlu diberikan agar sapi cepat sembuh.
Posting Komentar