JawaPos.com – Savitri, 48, tampak khusyuk memanjatkan doa di Masjid Sunan Ampel Surabaya pada malam ke-29 Ramadan, Minggu (1/5) dini hari. Mengenakan mukena putih, dia menyebut baru saja selesai membaca Alquran.
Dia datang bersama suami dan anak perempuannya. Ketiganya merupakan jamaah yang ikut menghabiskan malam terakhir Ramadan dengan melakukan iktikaf dan qiyamul lail, ibadah malam di masjid.
”Kami tunda mudik supaya bisa salat malam di sini dulu,” ujar Savitri.
Savitri dan keluarga menyebut akan tetap tinggal di Masjid Sunan Ampel Surabaya hingga malam takbiran. Kebiasaan itu disebutnya telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
”Ngalap berkah (mencari berkah),” tambah Bayu, suami Savitri.
Beberapa aktivitas yang dilakukan mereka antara lain menjalankan salat tasbih dan hajat saat qiyamul lail, berzikir, dan juga membaca Alquran. Bagaimana dengan makan sahur atau buka puasa?
”Kami beli di sekitar masjid. Yang penting nggak jauh-jauh dari masjid,” tutur Bayu.
Menunda mudik juga diakui Bayu sebagai pilihan tepat. Berdasar berita dan juga cerita teman-temannya, jalan kini ramai digunakan orang untuk mudik.
”Jadi ya mending di sini dulu. Ibadah. Semoga tahun depan bertemu Ramadan lagi,” ucap Bayu.
Hal serupa diungkapkan Alfiansyah, 30. Dia urung mudik ke kampung halaman di Pasuruan dengan motor. Selain menghindari macet, dia juga ingin mengejar target yang belum tercapai pada Ramadan ini.
”Aku belum khatam. Rencananya hari ini (1/5) sudah juz 30. Jadi dikebut (ngajinya),” tutur Alfiansyah.
Dia bersyukur tak jadi mudik sejak kemarin. Sebab dia menyukai vibe Ramadan yang tercipta di Masjid Sunan Ampel Surabaya.
”Masjidnya dingin. Jamaahnya ramai tapi nggak berkerumun. Jadi nggak takut Covid-19,” ujar Alfiansyah.
Posting Komentar