JawaPos.com – Harga lombok rawit terpantau belum turun di beberapa pasar di Surabaya kemarin. Per kilogram, lombok dibanderol Rp 50 ribu hingga Rp 51 ribu. Di Pasar Kembang misalnya, harga lombok Rp 51.500 per kilogram.
Pedagang lombok di Pasar Kembang Astinah mengatakan, harga lombok Rp 51.000 per kilogram. Lombok rawitnya sempat dijual Rp 32 ribu hingga 34 ribu per kilogram.
”Bulan lalu itu Rp 32 ribu, terus naik perlahan Rp 35 ribu, kemudian juga sempat turun Rp 30 ribu,” ungkapnya.
Tren kenaikan harga lombok diakui perempuan 47 tahun itu tidak bisa ditebak. Dia menyebutkan, Oktober tahun lalu harga lombok masih aman sekitar Rp 28 ribu. Namun, menjelang Natal, akhir November hingga awal Desember, harganya melambung. ”Bisa sampai Rp 75 ribu,” tambahnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan (Dinkopdag) Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, kenaikan harga lombok dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya, distribusi komoditas lombok ke Surabaya belum lancar. Pasokan lombok yang masuk ke metropolis berasal dari beragam wilayah. Mulai dari Malang hingga Blitar.
Untuk menekan harga lombok, pria yang akrab disapa Yos menyatakan, dinkopdag memasifkan operasi pasar. Operasi dilakukan oleh tim satgas pangan. Dia juga meminta agar para pemasok tidak terlalu tinggi dalam memasang harga.
Selain itu, lanjut Yos, pihaknya juga menggelar operasi pasar. Dia mengakui, selisih harga lombok yang ditawarkan kepada pembeli tidak terlalu tinggi dengan harga di pasar. Selisih Rp 1.000–2.000 per kilogram. ”Tapi, penjualannya lumayan,” imbuhnya.
Yos menyampaikan, operasi pasar menjadi bentuk upaya pemkot agar komoditas pangan di Surabaya tetap stabil. Dia menampik jika kenaikan harga lombok karena ada mafia penimbunan. ”Sudah dimonitor dan diawasi oleh kami, tidak ada (penimbunan, Red),” terangnya.
Posting Komentar