Hingga Jumat (21/10), Kementerian Kesehatan mengidentifikasi ada 241 kasus gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) di 22 provinsi. Penyebabnya belum diketahui pasti. Demam menjadi gejala awal yang banyak dilaporkan. Orang tua diimbau tidak panik dan memantau urine anak. Bila urine sangat sedikit atau tidak keluar sama sekali, segera periksakan.
DALAM dua bulan belakangan, jumlah kasus AKI meningkat drastis. Paling banyak didominasi usia 1–5 tahun. Tujuh di antara sebelas anak dengan gangguan ginjal akut di RSCM positif memiliki senyawa kimia berbahaya dalam tubuhnya. Yakni, ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). Tiga senyawa tersebut merupakan cemaran dari pelarut tambahan pada obat sirup.
”Oktober naiknya pesat sekali. Jadi, kami ambil kebijakan yang sifatnya konservatif. Obat sirup sementara tidak dijual dan dikonsumsi. Untuk para dokter, kalau bisa, jangan diresepkan,” ungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Jumat (21/10).
Orang tua yang buah hatinya sedang minum obat sirup diimbau untuk tidak langsung panik. Bila anak sudah minum lebih dari tiga hari atau 72 jam dan tidak ada masalah, boleh dilanjutkan hingga obat dalam botol habis. Namun, sebaiknya tidak membeli botol baru lebih dulu.
”Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapat hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM,” tutur Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K).
Namun, bila memerlukan obat sirup khusus, penggunaannya bisa didiskusikan dengan dokter spesialis anak. Misalnya, penderita epilepsi yang harus rutin minum asam valproat. Yakni, obat kejang yang hanya ada dalam bentuk sirup. ”Jika memang khusus dan tidak bisa diganti sediaan lain, harap konsultasikan dengan dokter spesialis anak dulu,” kata dr Piprim.
Gejala gagal ginjal akut baru akan muncul bertahap dalam 72 jam. Gagal ginjal tipe ini memang cepat sekali menyebar. Dalam 3–5 hari setelah minum obat yang terkontaminasi, urine sudah tidak keluar. ”Hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala gangguan seperti berkurangnya atau tidak buang air kecil secara mendadak,” pintanya.
Orang tua bisa memantau urine si kecil dengan melakukan penghitungan urine (seperti dalam grafis). Normalnya, nilai urine lebih dari 1 mg/kgBB/jam. Bila kurang dari itu atau bahkan tidak ada sama sekali, segera bawa anak ke rumah sakit.
Saat anak demam, biasanya orang tua khawatir terjadi step jika anak tidak diberi obat penurun demam. Demam bisa diatasi dengan beberapa cara. Di antaranya, perbanyak istirahat dan pastikan asupan cairan tercukupi. Pakaikan pakaian yang tipis, kompres dengan air hangat, dan tidak menyelimuti anak yang demam.
”Obat sirup bisa diganti dengan supositoria (obat yang dimasukkan ke anus) atau obat puyer dalam bentuk tunggal. Peresepan obat puyer hanya boleh dilakukan dokter,” tandas dr Piprim.
HITUNG VOLUME URINE ANAK
– Tampung semua urine anak dalam 24 jam (bila perlu catat dengan waktunya), lalu jumlahkan totalnya.*
– Cara menghitungnya:
Jumlah urine (ml) : berat badan (kg) : 24 jam
Contoh: BB anak = 10 kg, total volume urine anak dalam 24 jam = 300 ml
Maka, 300 ml : 10 kg : 24 jam = 1,25 ml/kg/jam
– Jika didapat hasil di atas 1 ml/kg/jam, maka masih normal.
– Jika hasilnya kurang dari 1 ml/kg/jam, artinya urine SEDIKIT.
*Jika anak masih memakai popok, timbang dulu popok bersih, lalu timbang popok dengan urine (feses tidak termasuk), kurangkan.
JIKA ANAK ALAMI PENURUNAN JUMLAH ATAU FREKUENSI URINE:
– Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
– Bawa pula obat yang sudah dikonsumsi anak.
Ketahui Gejala Keracunan Etilen Glikol
• Dalam 30 menit hingga 1 jam, fungsi saraf pusat menurun sehingga kesadaran tidak lagi full. Antara lain, sakit kepala, diajak ngobrol tidak nyambung, dan tidak bisa mengontrol gerakan tubuh.
• Peningkatan konsentrasi zat dalam darah sehingga tekanan osmotik meningkat (hiperosmolaritas).
• Gejala saluran cerna seperti diare, mual, dan muntah.
• Dalam 12–24 jam terjadi perubahan kadar dan keseimbangan asam basa tubuh atau asidosis metabolik. Antara lain napas ngos-ngosan, cepat, dan dalam.
• Laju nadi cepat, kebiruan pada bibir, wajah, paru bengkak, dan napas sesak.
• Dalam 24–72 jam mulai menyerang ginjal, sakit bagian tengah kanan kiri punggung belakang.
• Produksi urine berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali dalam 6–8 jam saat siang hari.
• Sel-sel ginjal rusak, terjadi penumpukan kristal kalsium oksalat sehingga terjadi gagal ginjal akut.
Sumber: Kemenkes, dr Ariani, IDAI
Posting Komentar