JawaPos.com- Di banyak daerah perguruan silat sudah gelar deklarasi damai. Dengan dihadiri TNI-Polri dan pemkab/pemkot setempat. Eh, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, malah masih terjadi rusuh yang melibatkan pesilat pada Rabu (4/1) malam. Bentrok di Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih.
Deklarasi damai sejumlah perguruan silat tarpantau terakhir di Lumajang. Sebanyak 21 perguruan silat menggelar ikrar damai dan doa bersama di halaman Mapolres setempat. Sebelumnya, deklarasi serupa juga dilakukan di Gresik, Surabaya, dan beberapa daerah lain. Namun, tidak dengan di Kediri.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Kediri, massa pesilat yang terlibat bentrok dengan warga Tegalrejo saat itu tengah melakukan aksi solidaritas. Yakni, terkait kasus pengusiran latihan silat di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, beberapa hari sebelumnya.
Nah, ribuan pesilat beramai-ramain mendatangi Mapolsek Ngadiluwih. Tidak hanya dari Kediri, mereka juga datang dari luar daerah. Mereka menuntut agar kasus pengusiran latihan silat oleh anggota perguruan silat lain itu diusut tuntas. Aksi berlangsung mulai Jumat, pukul 21.00 hingga Sabtu, 00.30 WIB.
Tindakan anarkistis massa pesilat tersebut sedikitnya membuat 24 warga Tegalrejo, Desa Wonorejo, menjadi korban. Tidak hanya merusak bangunan rumah dan tempat berjualan, kelompok massa tersebut juga memukul dan membakar motor milik warga.
Data yang dihimpun, ada tiga warga yang terkena sasaran kekerasan fisik. Lalu, empat unit motor dirusak, dan satu unit motor dibakar. Selanjutnya, 18 rumah warga lain menjadi korban keberingasan massa seperti perusakan jendela kaca, asbes, dan pot bunga.
Sementara itu, soal insiden pengusiran latihan silat yang disebut menjadi pemicu, Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha mengatakan bahwa masih dalam penyelidikan. Namun, sudah ada beberapa pelaku yang telah ditahan. “Kami masih bekerja untuk itu,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kapolres Kediri AKBP Agung Setyo Nugroho menyebut, pihaknya menerjunkan sekitar 200 personel untuk mem-backup pengamanan di Polsek Ngadiluwih. Jumlah itu belum termasuk personel dari polsek jajaran yang semua dikerahkan ke sana.
Sementara itu, Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Aris Setiawan menegaskan pihaknya juga mem-back up pengamanan saat bentrok terjadi pada Rabu malam lalu. “Saya sudah perintahkan Danramil Ngadiluwih (ikut lakukan pengamanan, Red). Kami monitor terus perkembangannya,” jelasnya.
—
Kronologi Bentrok Wonorejo
- Ribuan massa melakukan aksi solidaritas menyusul kericuhan pengusiran pesilat yang tengah berlatih di Desa Purwokerto, Ngadiluwih (30/12/22). Pelaku mengambil almamater, HP, uang, dan barang milik pesilat yang berlatih.
- Korban melapor ke polisi. Karena merasa belum ada kejelasan, massa melakukan aksi solidaritas ke Polsek Ngadiluwih untuk meminta kejelasan kasus tersebut.
- Satreskrim Polres Kediri mengamankan sementara terduga pelaku. Polisi masih terus melakukan pengembangan kasusnya.
- Aksi solidaritas kedua Rabu (4/1) malam diikuti lebih banyak massa. Tak hanya dari Kediri tapi juga daerah lain.
- Setelah tuntutan massa dirasa dipenuhi oleh petugas kepolisian, massa membubarkan diri. Yang menuju ke arah utara (ke Kota Kediri), berhenti di depan gerbang Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih hingga akhirnya terjadi bentrok. Penyebab bentrok belum jelas.
Posting Komentar